Yakin
Pertanyaannya,
pada keyakinanmu bukankah rasa bangga haruslah kau punya?
Lantas dimana
ia?
Membaca tulisan seorang teman yang saya yakini berjalan dijalan yang sama,
berdiskusi dengan seorang teman yang saya pertimbangkan pemikirannya, tentang
trend membanggakan apa-apa yang sekonsep dengan keyakinan mereka namun diusung
oleh yang bersebrangan dengan keyakinan mereka.
Bukankah ini aneh? Bukankah pada hal yang diyakini semestinya tertancap
kepercayaan diri? Kepercayaan untuk tak pernah sedikit jua meragukan,
mempertanyakan kebenaran pun membanggakan kemanapun kaki melangkah. Bila masih
ragu, bila malu dengannya mengapa tak kau sudahi saja keyakinanmu?
Tidakkah menurutmu ini rancu? Disaat keyakinanmu memilki konsep yang utuh
tentang tujuan hidup, bagaimana seharusnya menjalani hidup namun kau malah
memilih menggunakan pemikiran orang lain yang mengusung hal serupa dengan
keyakinanmu.
Duhai .. tak lah bisa, sungguh tak mungkin bisa, sebuah keyakinan hanya
berhenti pada ucapan lisan, melainkan keyakinan akan selalu meminta pembuktian.
Sekali kau berkata yakin seumur hidup haruslah kau buktikan. Sebuah keyakinan
tak pernah memaksa yang meyakininya untuk yakin padanya, namun yang
meyakininyalah sendiri telah memilih untuk yakin bukan?
Maka pada apa yang kau yakini, buktikanlah.
Senja, 7-8 oktober 2015
Yang
sedang mengokohkan keyakinan, semoga DIA mengizinkan
#Menulis24
Tags: inspirasi
Comments
Post a Comment