Bulan, akhir sebuah rasa
Bersandar pada dahan yang lapuk, berharap pada angin yang tak pernah setia pada satu arah, seperti aku pada kamu, matahari. Ini kali keberapa aku mengatakannya? Aku tak pernah tahu persis tapi telah kuputuskan, sepertinya melepas adalah cara terampuh untuk bahagia, kamu pun menginginkannya bukan? Aku adalah tawanan setiamu dan anehnya aku bahagia menerima tiap luka yang hadir atas penawanan itu. Bukankah ini bodoh? Tak seorangpun di dunia ini menginginkan luka namun ada yang dengan sadar menerima tiap perih yang hadir atas luka yang kian menganga. Tiap kali penyesalan itu menghampiri, tiap kali itupun ia menerima rasa sakit itu. Aku adalah bagian dari mereka. Tapi itu dulu, beberapa waktu sebelum aku memutuskan melepasmu. Melepasmu, tak lagi berprasangka itu adalah aku. Melepasmu, membentangkan ruang penerimaan seluasnya untuk takdirNya. Aah.. kamu tahu meskipun aku terlihat begitu percaya diri akan hal ini namun sungguh aku sedikit meragu maka aku tak akan hanya se