Aku Bersyukur, itu Kamu

Seseorang yang dengannya aku percaya, pertemuan sepelik apapun rasa yang hadir setelahnya tetaplah mampu merelifkan bahagia.

Kita berbeda, dari segi manapun mereka melihatnya. Sudut pandang, tindakan dan karakter adalah bagian yang tak bisa dilepas pisahkan dari perbedaan kita. Aku sesekali layaknya gas, berapi-api, emosional dan berpikir masa kini (realistis). Kamu, meski abstrak namun mampu menjadi rem bagiku, hidupmu dipenuhi  gairah yang menggelora, kadang aku merasa kamu tak hidup dimasa kini melainkan beberapa masa dari pertemuan kita.
Tapi waktu yang kini kita bersama didalamnya, menampilkan sisi lain dirimu. Kamu pun bisa rapuh, tak seoptimis yang ku kira, tak selalu menggelora dalam cita. Sesaat aku merasa kita tak pernah benar-benar berbeda. Untukmu dimasa itu, aku sungguh kehilangan. 
Tapi kamu tahu, meski begitu aku sungguh bersyukur karena kamu adalah yang sampai saat ini membersamai, merambatkan gelora, meneguhkan percaya nan yakin pada Dia. Lalu, untuk waktu yang kamu lemah nan tertatih didalamnya, aku pun perlu menghaturkan syukur, bukan karena bahagia atas kesempitanmu melainkan aku bersyukur karena diizinkan melihat sisi lain mu dan dari itu aku belajar memahami dan tentu menerima dirimu.
Terimakasih karena menjadi bagian dari yang membersamai, semoga kita tetap mampu bersua meski spasi setelah perpisahan nanti akan membentangkan jarak diantara kita.
 
journey 
Si Mentari Senja, 8 april 2015

Tags: #kamu






Comments

Popular posts from this blog

Menunggu, Jangan(?)

Pulang

Ketepatan