Posts

Showing posts from December, 2015

Tujuan Kita

Apa yang ada dalam benakmu bila senjamu adalah yang memilki cita berbeda denganmu? cita dunianya pun cita akhiratnya? Apa itu tak masalah bagimu? Apa hanya karena telah seagama menurutmu dunia dan akhirat bisa kamu raih dengannya? Tapi aku tidak segarA, menurutku semua itu adalah masalah yang tak sederhana. Bukankah kebersamaan kita adalah wujud dari cita dunia dan akhirat kita? Bahwa bersama akan membuat kita aman di dunia dan akhirat, maka bagaimana semua bisa terwujud bila cita tiap-tiap kita beda? Maka  bukankah seagama saja tak cukup segarA? Kita butuh sama yang lebih dari segama Karena seperti kata kica dalam Teman Imajinya, seagama belum tentu seiman, seiman pun belum tentu se-tujuan (sefikrah).   SegarA, aku berharap kita adalah yang segama pun seiman dan tentunya punya tujuan yang sama, karena kata Kurniawan Gunadi; tujuan yang sama akan mempertemukan orang-orang dalam perjalanan.  Maka untuk bertemu kita tak boleh hanya seagama kan? karena  agama yang terwariskan

Kebaikan Kebenaran

Kebaikan dan kebenaran kata guru saya itu serupa emas, semua orang suka emas kan? Tapi tak semua orang bisa memilikinya, ya karena untuk mendapatkannya butuh pengorbanan. Ku kira membersamai kebaikan dan kebenaran itu mudah, jalannya mulus pun lapang tentunya, bertabur bunga dan wewangian sepanjang perjalanan dengannya maka manusia tentunya menyukai dan ingin bersamanya. Tapi aduhai, itu hanya kiraan ku saja, karena  kau tahu untuk memulainya apalagi setia bersamanya membutuhkan perjuangan yang akan menguras habis pikiran, tenaga dan tentu rasa. Barangkali kamu akan bertanya; mengapa Dia izinkan yang demikian? Mengapa ketika memulai kebaikan sudah mendapat ujian? Karena bukankah hasil yang kita terima adalah surga yang sudah barang tentu mendapatkannya tak mudah? Karena barangkali Dia ingin melihat seberapa seriusnya kau menujuNya. Dunia yang kau ingin menggenggamnya saja kau kerahkan segala upaya, kau luangkan semua waktumu yang ada, maka apalagi untuk kebahagiaan hid

Mula

Barangkali Kamu akan terheran-heran atau merasa aku adalah satu diantara keanehan. Bersebab lampu jalan bagiku adalah satu diantara yang mampu mengirimkan ketentraman dariNya. Tapi itulah aku, senja. Seperti biasa, aku bila penatku telah mendominasi pikir dan rasaku maka berjalan adalah tentu menjadi pilihan, tapi entah, hari ini berjalan tak mampu membuat penatku terbenam. Sejenak undangan dari kesukaan ku yang lain menyapa, ku kira ketika disambut temaramnya penatku akan kabur dengan sendirinya, tapi bak pungguk merindu bulan, penatku tak kunjung hilang.  Berjalan lagi, matahari sudah tak mampu lagi bertengger ditempatnya, ya karena waktu malam untuk menyapa telah tiba, tapi penatku masih betah. (senyum membersamai gerimis ) ALLAH.. aku tahu musti kemana. Terimakasih sudah mengirim undanganMu. Laut, ya aku akan kesana meski malam telah benar-benar menyapa. Dibibir talut dimana aku duduk, berteman bintang yang aku tak tahu pasti berapa jumlahnya, pandanganku menjumpa te