Mula

Barangkali Kamu akan terheran-heran atau merasa aku adalah satu diantara keanehan. Bersebab lampu jalan bagiku adalah satu diantara yang mampu mengirimkan ketentraman dariNya. Tapi itulah aku, senja.
Seperti biasa, aku bila penatku telah mendominasi pikir dan rasaku maka berjalan adalah tentu menjadi pilihan, tapi entah, hari ini berjalan tak mampu membuat penatku terbenam. Sejenak undangan dari kesukaan ku yang lain menyapa, ku kira ketika disambut temaramnya penatku akan kabur dengan sendirinya, tapi bak pungguk merindu bulan, penatku tak kunjung hilang. 

Berjalan lagi, matahari sudah tak mampu lagi bertengger ditempatnya, ya karena waktu malam untuk menyapa telah tiba, tapi penatku masih betah.

(senyum membersamai gerimis ) ALLAH.. aku tahu musti kemana. Terimakasih sudah mengirim undanganMu. Laut, ya aku akan kesana meski malam telah benar-benar menyapa.

Dibibir talut dimana aku duduk, berteman bintang yang aku tak tahu pasti berapa jumlahnya, pandanganku menjumpa teman obrolannya, hatiku bertemu penawar gelisahnya, dan penatku menjumpa muaranya, ya itu laut (segara).  segarA karena laut sudah biasa mereka menyapanya, dan segarA bolehkah dimasa depan ku ada(lah) kamu?

Desember 

Tags: #SerialSenjaPadaSegarA

Comments

Popular posts from this blog

Menunggu, Jangan(?)

Pulang

Ketepatan