Posts

Showing posts from August, 2015

Berbaik Sangkalah

saat jalan-jalan menuju tujuan terasa sulit untuk kau lewati, barangkali itu semacam kode dariNya untuk melihat kembali cara yang kau tempuh adakah ia salah dan keliru. atau itu semacam sebuah pesan dariNya bahwa ini belumlah saat yang tepat untuk menggenggam, maka berbaik sangkalah padaNYa.  Dalam naungan perputaran matahari, tak semua hal yang kita upayakan dengan mudah bisa kita genggam, bahkan yang telah tergenggam sewaktu-waktu bisa terbang. Kecewa, marah bahkan menyerah tentu pernah kita rasa. hingga terlahir prasangka yang buruk padaNya. ALLAH... :') Memperjuangkan masa depan yang padanya tersemat begitu banyak harap  tentu tak mudah selalu berbaik sangka pada DIA ketika semua upaya dan doa terasa sia-sia. Begitulah kita, hamba yang dianugerahi prasangka. Padahal sebenarnya semua tentang kita, telah jauh-jauh hari tertulis dengan indah, pada waktu dan tempat yang tepat, menggantung dilangitNya, maka memperjuangkan masa depan barangkali hanyalah soal kita yang

Menangkanlah

Senja, hidup ini tiada sekalipun dalam helaan nafas kita tak diuji olehNya. bukan hanya nestapa, sengsara, bahagiapun adalah ujianNya. Maka menangkanlah tiap ujianmu dengan salah satu diantara dua tunggangan Umar bin Khatab ra. ;  sabar dan syukur. sabar, bukan hanya ketika berjumpa masalah melainkan juga ketika mendekat satu demi satu hasta padaNya. sabar ketika mendekat padaNya, juga tiada mudah. maka kuatkanlah.  Syukur adalah bentuk terimakasih yang teramat tinggi kepada Dia Sang Maha Memelihara nan Menjaga kita. Maka syukur bukanlah seberapa banyak kau mengucapkannya melainkan seberapa sering kau menghidupkannya ditiap amalanmu.  maka menangkanlah  Si Mentari Senja 20 Agustus 2015 #K tags : bahasa hati, inspirasi 

Mengumandangkan Cinta

Membicarakan cinta tentu tiada mampu membuat kering tinta, tiada selesai hanya dengan metafora, seperti terbang melintasi langit yang entah dimana ujungnya.  Tapi mengumandangkan cinta artinya harus sedia bertanggung jawab atasnya. Sudahkah kamu bersedia untuk itu? Cinta, kau sudah teramat sering mendengarnya bukan? Dimana kaki dipijak disitu kita selalu bisa mendengarkan cinta. Jadi cinta semacam nada dasar yang selalu disenandungkan siapapun dalam irama hidupnya. Maka dengarkanlah, akan ku ceritakan sebuah senandung cinta yang telah terkumandang sejak 1400 tahun silam. Sebelumnya perkenalkan, sebuah kaum yang merindui hadirnya kebenaran namun menolaknya karena khawatir akan dunia yang telah digenggamnya, padahal mereka telah amat mengenal sosok pembawanya, seseorang yang meski telah didustai namun masih tetap dipercayai. Ah benar, bukan pembawanya yang didustai melainkan kebenaran yang dibawanya. Namun begitulah kebenaran selalu mampu memikat siapa yang mencintainya. Lalu c

Memilih Masa Depan

kita tahu bahwa hidup adalah menjalani apa yang telah tertulis jauh sebelum kita lahir. kita pun tahu apa yang tertulis itu tak seorangpun dari kita yang mengetahui persisnya; jalan seperti apa yang akan kita lalui, orang macam apa yang kita temui, rasa seperti apa yang akan setia menghampiri.  Maka kita diberi pilihan memilih masa depan.  Bagiku, masa depan adalah pilihan. Doa yang senantiasa kita lantunkan, usaha yang tiada lelah kita upayakan adalah bagian dari pilihan, memilih (takdir) masa depan. Lantas bagaimana dengan takdir yang telah ditetapkanNya?. Apa yang kita pilih bukan datang sendiri, bukan tetiba mewujud tanpa izin, melainkan itu semua adalah pemberianNya.  Pemberian berupa kesempatan memilih adalah cara Dia memikulkan pertanggung jawaban atas pilihan yang diambil hambaNya, adalah cara Dia mendekatkan hambaNya dengaNya, karena bukankah pilihan kita sering terlantukan pada doa dan upaya yang tiada payah? Dalam doa dan upaya selalu ada ruang yang mendekatkan Kh