Posts

Showing posts from May, 2016

Sisi Kelam

Image
taken by: noey hikari Jangan cintai aku apa adanya, jangan Tuntutlah sesuatu, biar kita jalan kedepan Tulus Dear segarA, sebagai manusia tentu kita telah menginsyafi lemahnya diri. Bahwa kita betapapun kebaikan itu mendarah dalam laku, sisi kelam tetap membersamai. Tentu aku termasuk didalamnya, pun kamu. Serupa bulan, yang tertampil dari kita dan tertangkap oleh indra mereka adalah kebaikan yang tengah dan telah kita laku-kan. Sedang aib, begitu rapi Dia tutupi.  SegarA, pernah kah kau bayangkan, aib kita tertangkap oleh lebih dari sepasang mata? Barangkali tak ada yang sudi mendekati apalagi mengakrabi diri. Atau pernahkah terlintas dipikiranmu, aib kita serupa bau? Semakin banyak keburukan yang kita lakukan, semakin bau aroma yang kita rambatkan. Maka betapa beruntungnya kita, karena Dia pemilik semesta telah sedia menutupi segala aib diri. Kesediaan Dia yang telah menutupi sisi kelam kita, bagiku itu semacam kesempatan untuk membenahi diri. Benar, kita tak bi

Istidraj

Image
Semalam dikirm gambar oleh salah seorang gurunda. Ya Rabb, jangan-jangan selama ini aku termasuk didalmanya.  Bila maksiat masih ringan kita lakukan namun nikmat selalu Dia berikan. Lalu diri merasa biasa saja bahkan cenderung berbangga merasa menjadi yang selalu dikabulkan pintanya.  Padahal itu adalah jebakan, jebakan dengan nikmat yang Dia segerakan (Istidraj). Terngiang kembali salah satu pesan gurunda Salim A. Fillah pada saat bedah buku lapis-lapis keberkahan kemarin. Tentang bagaimana ALLAH mengabulkan pinta kita. "Bila kau didatanagi pengamen bersuara cempreng, nada dan liriknya seperti sedang berkelahi. Agar dia segera pergi, bukankah kau akan secepatnya memberi apa yang dia ingini?. Sebaliknya, bila yang mendatangimu adalah pengamen yang bersuara merdu bak penyanyi papan atas. Kau begitu menikmati tiap lirik yang dia senandungkan, maka kau sedikit menunda memberi apa yang dia hajati. Begitupun ALLAH, bila apa yang kita ingini terasa begitu cepat Dia ber

Saudara Fillah

Kau tahu apa yang paling aku khawatirkan dari manisnya persaudaraan kita? Ialah aku yang tak lagi mampu memenuhi hakmu sebagai saudaraku, ialah aku yang menjadikan ukhuwah dan cintamu padaku bak sekat yang membatasi kita untuk saling mengingatkan saat alpa dan keliru menjumpa. Saudaraku fillah, dalam perjalanan yang kita susuri ini adalah sebuah anugerah diberi nikmat bersaudara meski tak ada ikatan darah. Iman yang ada didada adalah benang merah yang mengikat kita, dengannya kita memahami pentingnya bersama dijalan menujuNya. Perjalanan yang kita lalui telah kita insyafi sebagai jalan yang sepi dan bertemankan sunyi, maka tatkala bertemu yang setujuan terasa mendaki jauh lebih mudah dan riang. Meski bersama kadang membuat perjalanan kita sedikit lebih lama, karena ada beda yang harus kita selaraskan ditiap perjumpaan. Bagiku beda mu dengan ku bukanlah masalah selama ia bukan soal aqidah dan selama kita mampu mengelolahnya, kadang aku yang harus maklum dan paham, pun kamu se