Sisi Kelam

taken by: noey hikari
Jangan cintai aku apa adanya, jangan
Tuntutlah sesuatu, biar kita jalan kedepan
Tulus

Dear segarA, sebagai manusia tentu kita telah menginsyafi lemahnya diri. Bahwa kita betapapun kebaikan itu mendarah dalam laku, sisi kelam tetap membersamai. Tentu aku termasuk didalamnya, pun kamu. Serupa bulan, yang tertampil dari kita dan tertangkap oleh indra mereka adalah kebaikan yang tengah dan telah kita laku-kan. Sedang aib, begitu rapi Dia tutupi. 

SegarA, pernah kah kau bayangkan, aib kita tertangkap oleh lebih dari sepasang mata? Barangkali tak ada yang sudi mendekati apalagi mengakrabi diri. Atau pernahkah terlintas dipikiranmu, aib kita serupa bau? Semakin banyak keburukan yang kita lakukan, semakin bau aroma yang kita rambatkan. Maka betapa beruntungnya kita, karena Dia pemilik semesta telah sedia menutupi segala aib diri.

Kesediaan Dia yang telah menutupi sisi kelam kita, bagiku itu semacam kesempatan untuk membenahi diri. Benar, kita tak bisa mengubah yang telah lalu, tapi selama udara masih diizinkan dihirup oleh kita, maka selama itu pula Dia selalu memberi waktu untuk kita berbenah bukan?. Maka segarA, bersamanya kita nanti adalah kesempatan itu, kesempatan untuk bersama-sama memperbaiki diri, memantaskan kita menjumpaNya di kehidupan kelak.

Membangun rumah yang bertangga denganmu segarA adalah membangun jalan bersama menuju akhirat yang bahagia. Beda kita nantinya adalah kesabaran untuk saling memahami, sama kita adalah kesyukuran padaNya tiada spasi.Tapi di rumah itu nanti, kamu tak hanya akan menemukan aku yang baik selalu, namun akan tertampil dengan utuh segala sisi kelamku, pun kamu.

Maka izinkan aku menyampaikan ini segarA, ini semacam perjanjian yang harus kamu dan aku jaga selalu. Bahwa betapapun cinta telah membahagiakan kita, betapa sama telah teramat sangat mengikat kita, namun sisi kelam kita harus tetap kita benahi dikedalaman apapun rasa yang kita punya, di selapang apapun kita bisa menerima.

Dan jangan segarA, jangan membangun cinta serupa tameng untuk berlindung dari kebutuhan saling mengoreksi, tentu dengan adabnya pasti. Jangan jadikan rasa khawatir akan aku yang bisa tersinggung perasaannya sebagai alasan untuk tidak mencegah diriku melakukan salah yang berulang. Tolong, tolong jangan cintai aku apadanya, tapi tuntutlah aku untuk baik, tetap baik. Karena aku akan menuntut yang sama padamu, dengan cara yang ahsan, cara yang dicintaiNya tentu.


seNjA
24.05.2016
Untuk segarA dan senja, jangan lupa janji ini.
Tags: SerialSenjaPadaSegara


Comments

Popular posts from this blog

Menunggu, Jangan(?)

Pulang

Ketepatan