Posts

Showing posts from October, 2014

Rel..

Image
taken from : www.kampus-sipil.com Aturan dalam agama kita ibarat rel kereta dan tentu kita adalah keretanya.   Untuk sampai di stasiun, kereta harus tetap berjalan di atas relnya. Bagaimana jika kereta tak memiliki rel? Tentu ia tak akan mampu bergerak, tak akan bisa mencapai tujuannya. Bagaimana jika ia tak berjalan diatas relnya? Mungkin saat itu ia sedang menabrak sesuatu hingga terpental keluar dari relnya. Seperti halnya kereta begitupun kita, jika tak ada aturan dalam agama yang mengatur seluruh hidup kita, tentu kita tak bisa benar-benar hidup, pun jika aturan itu ada namun kita tidak menjalankannya, maka tak ada bedanya kita dengan kereta yang terpental dari relnya. Lalu, bagaimana bisa kita peroleh janji-Nya? Si Mentari Senja, 10 Oktober 2014 Tags: inspirasi,prosa

samar~

Image
Bagaimana jika kau tak mampu melihat dengan benar? Pandanganmu buram.  mata yang buram membuat semua yang kau pandang menjadi samar hingga membuatmu tak mampu mengenal. Memandang hal yang jauh membuatmu meraba nan menerka apa yang kau lihat. Kadang kau bisa menebak dengan benar namun lebih banyak kau akan salah dalam menebak.   Lalu bagaimana   dengan mata yang tak bisa melihat? Tentu semua akan terlihat sama, gunung dan pantai, kota dan desa, termasuk siang dan malam, semua menjadi sama, gelap dimana-mana. maka.. terpujilah Dia, sebaik nan sesempurna mencipta, tak ada cela ataupun kurang disana. ALLAH… terimaksih untuk segala karunia yang tiada henti kau beri. :’) taken from : www.pujaputri.my.id Si Mentari Senja, 7 Oktober 2014 Tags: inspirasi

Jarak

Image
Ruang dan waktu yang kita sedang berjalan di dalamnya ini tiada lain adalah balon udara yang sedang ditiup, awalnya tak ada sekat apa lagi jarak, udara yang masuk kedalamnya memperbesar ukurannya, menjauhkan sisi satu dengan lainnya, jadilah udara itu jarak bagi tiap sisinya. taken from : dindafitriasabila.wordpress.com   Seperti udara, jarak itu tak terlihat mata tapi ia ada dan nyata diantara kita. Apa kau pun merasakannya? Aku tak sedang mengutuk jarak ini, toh jarak dicipta untuk membersamai kita, bahkan ketika kita telah saling mengikat satu sama lain nanti, bukankah jarak akan tetap ada? Dan saat itu jarak yang mengemuka adalah ekspresi dari rindu yang tak mampu luruh meski kita telah menyatu. Rindu pada tiap moment yang kita pahat dalam detak-detik waktu, dan itupun termasuk rindu untuk tiap waktu dimana kita hanya mampu menyapa dalam doa, kau menyebut namaku dan aku melafal namamu.   Aah.. sepertinya aku mulai menyukai jarak ini.. jarak yang melahirk