Terimakasih, Ibu
Memasuki akhir dibulan oktober dua puluh lima tahun lalu, barangkali adalah hari-hari terpayah untukmu. Rasa sakit yang telah Sembilan bulan membersamaimu, memasuki puncaknya. Saat itu apa yang menguatkanmu ibu? Apa yang membuatmu tetap kuat menerima sakit itu? Apa karena aku? Karena setelah berpayah dalam sakitmu kau bisa bertemu denganku? Ibu, bagaimana rasanya kau akhirnya melihatku tepat didepan matamu? Apa sakitmu telah mereda setelah aku benar-benar menghirup udara dunia? Ibu, aku pengalaman pertamamu, aku yang pertama kali membuatmu mencicipi rasa sakit Sembilan bulan lamanya. Setelah inipun aku masih menjadi yang pertama memaksamu untuk sedikit saja mencicipi nikmatnya tidur, siang maupun malam. Apa kau kepayahan ibu? Apa kau juga bingung atas tangisanku yang tak kau mengerti maksudnya? Ibu, aku sangat penasaran bagaimana kau melewati hari-harimu bersamaku dulu? Apa aku menyulitkanmu? Atau aku juga turut menghadirkan senyuman dihari yang kau lewati? Ibu, seiring be