Gairah

Kau tentu telah tahu senja, bahwa setelah niat kau hidupkan, kau butuh sesuatu yang ternamai gairah agar niatmu yang telah mewujud itu dapat kau lestarikan disepanjang hidupmu. Gairah, jangan kau anggap remeh ia, meski ia hanya serupa penggembira tapi bila ia tak ada bahkan untuk berniat saja rasanya kau enggan.

Gairah, kadang ia menjelma alasan dibalik tiap pilihanmu, ia serupa pendorong untuk mu melakoni sesuatu, menambah percaya akan dirimu saat kau tak melihat sesiapa disampingmu. Maka gairahmu serupa kesatria yang dengan pedang tajamnya menebas satu demi satu tunas keinginan untuk menunda niatmu.

Tapi tahukah kau senja, gairah dapat naik dan turun serupa laut yang pasang surut. Maka gairah dapat menjadi sebaliknya bila kau salah meletakkannya. Pertanyaannya; pada apa kau letakkan gairahmu? Pada apa kau sandarkan seluruh alasan bergerakmu senja?

Bila alasanmu kau sandarkan pada fananya dunia, maka saat dunia kau rasa tak lagi bersahabat denganmu tak ada yang tersisa dari upayamu selain penyesalan. Dan bila orang lain kau jadikan sebagai penyuplai gairahmu maka ketika mereka pergi meninggalkanmu, mereka pun turut serta membawa niatmu.

Sebab itu senja, jangan jadikan (si)apapun sebagi penyuplai utama garaihmu, jangan biarkan dunia menjadi alasanmu dalam berjuang. Semua alasan, semua gairah semestinya lahir dari dirimu sendiri. Kaulah yang harus kemukakan untuk apa semua yang kau lakukan, kau jugalah yang harus menjadi sumber pertama gairahmu sendiri, bila memang semua alasan dan gairah itu harus kau dapatkan dari selain dirimu maka hanya ada satu yang padaNya kau sandarkan segalanya, Dialah Rabb Semesta Alam.



seNja, 3 Oktober 2016
padaNya letakkan seluruh gairah-mu, seNja





tags; RR, #Pesan25 

Comments

Popular posts from this blog

Menunggu, Jangan(?)

Pulang

Ketepatan