Posts

Showing posts from June, 2014

Ayah, (dan) Memoar Sebuah Rasa

Image
Akan   Ada rasa cinta yang tetap tinggal meski   yang dicintainya telah berpindah tangan, kau tahu itu apa? Rasa cinta ayah kepada anak perempuannya. Ayah, tak banyak yang tahu mungkin, dibalik kekar tubuhnya, dibalik senyum optimisnya, dibalik jarangnya   bertutur sayang, ayah adalah yang mungkin merasa kehilangan ketika anak perempuannya di jemput orang. Tak banyak yang tahu juga, hari dimana ayah memberikan tangan anak perempuannya ke tangan yang lain, adalah (mungkin) hari dimana puncak kecemasan ayah dalam hidup mencapai satu diantara titik klimaksnya. “apakah anakku akan di banjiri kasih sanyang?, apakah anakku akan baik-baik saja hidup bersama tangan lain (#kamu)?”.  Ya, tak banyak yang tahu, karena ayah adalah makhluk yang Tuhan cipta dengan membawa salah satu misi: rahasiakanlah apa yang kau rasa ditengah yang kau cinta.  Ayah, bagaimana anak perempuanmu ini menjadi ayah? Bagaimana menjadi yang selalu mampu memendam kecemasan, ketegangan dan nesta

Menjelma Bulan

Image
taken from: www.bbc.co.uk Padamu aku selalu ingin menjadi bulan, yang hanya mampu kau tatap pada sisi yang menghadapmu saja. Kau mungkin (akan) bertanya, “kenapa?” Karena aku terlalu takut, kau akan mampu melihat ku dengan utuh, membaca yang ada pada ruang pikir hingga rasa ku, mengenali tiap ekspresiku, dan kau akan menemukan; selalu ada simpul diantara keduanya yang bermuara pada #kamu.  Jadi, bisakah tetap seperti ini? Kau di orbitmu, aku di orbitku meski kini kita sedang digalaksi yang satu. Bisakah tetap seprti ini(?), sampai waktu tuntas menjalankan tugasnya; menjawab pertemuan-pertemuan kita pada kebersamaan atau keterpisahan.  Dan pada kebersamaan, akan ku beberkan semua yang selama ini terpendam. Namun jika keterpisahan, ku harap aku akan selalu mampu menjelma bulan. Si Mentari Senja, 8 juni 2014 Tags: #kamu, ruang rasa.

Our Back Song Wedding

Image
#kamu, pernahkah mendengar sebuah lagu yang dengannya kau akan segera berkata : Gua Banget..!! Nah, ini lagu tak hanya mampu membuat ku berujar: “gua banget” tapi juga ingin ku jadikan sebagai back song hari terspesial nanti, ya.. our wedding (aku dan #kamu).  Pause: terimakasih telah mencipta lagu ini :)  Let’s listen : -Perahu kertas- Singer: Maudy ayunda Perahu kertasku kan melaju Membawa surat cinta bagimu Kata-kata yang sedikit gila tapi ini adanya Perahu kertas mengingatkan ku Betapa ajaib hidup ini Mencari-cari tambatan hati, kau sahabatku sendiri Hidupkan lagi mimpi-mimpi (cinta-cinta) yang lama ku pendam sendiri Berdua.. ku bisa percaya Ku bahagia... Kau telah terlahir didunia Dan kau ada diantara milyaran manusia Dan kubisa dengan radarku menemukanmu Tiada lagi yang mampu berdiri halangi rasaku.. cintaku padamu.. Interpretasi:  Ya.. seperti perahu kertas, saat ini segalanya hanya mampu menyata dengan goresan k

Yang Kian Merindu (#kamu)

Image
Pada langit ku titip rindu untukmu dalam biru maupun kelabu, apa kabar #kamu? taken from: www.adamsains.us Kau tahu..? Seperti halnya hujan, ada yang lesat meresap hingga tanah, ada yang tertahan di dahan. Pun begitu rinduku pada mu, dapat (mungkin) luruh jika bertemu, namun kian menggunung terhalang ruang dan waktu.  Hampir selalu aku benci pada jarak yang semakin memperlebar ruang keterpisahan kita. Namun darinya, aku tahu apa itu rindu. Bahkan saat kita bertemu rindu itu kian menggebu. #kamu, adakah merasa yang sama?    Si Mentari Senja, 28 Mei 2014 Tags: #kamu ~ ruang rasa

(Baiknya) Diam

Menjadi yang harus menyimpan dan meredam semua rasa adalah tak melulu soal pilihan, karena sepertinya tak ada yang sanggup (memilih) memendam apa-apa yang seharusnya dinyatakan. Ia seperti wewangian, seingin apapun menyembunyikan, baunya akan tercium juga.  Adakah yang mengalaminya?  Rasa yang mana kau tak ingin memilikinya karena belum tepat (waktu), namun seolah semesta dan hatimu berkonspirasi merekayasa hadirnya semua yang sedang kau rasa.  Tetiba kau menjadi marah, menjadi muak pada apa-apa yang kau lakoni karena sudah tak sejalan dengan nurani. Menyalahkan diri sendiri tak urung menjadi aktivitas yang tak terlewatkan dalam keseharian hingga menjadi kebiasaan. Atau sebaliknya, kau menggila karena ingin segera dipenuhi hasratnya. Adakah ini pun turut kau rasa?  Benar, bahwa rasa apapun itu jenisnya adalah fitrah dari-Nya. Kehadirannya adalah sebuah keniscayaan dan konsekuensi dari keberadaan kita. Tapi segala yang dicipta termasuk itu rasa, memiliki