Posts

Showing posts from August, 2014

AHAD

Ahad, bukan satu karena satu dapat berbilang, bertambah,berkurang, melainkan ahad adalah Esa. Ahad, kata yang mengabadikan ujian cinta hamba-Nya dipadang pasir nan panas terik.  Maka ahad adalah kata cinta dari muadzin sang rasul Bilal bin rabbah.  Ahad adalah sandi pembeda diperang pertama melawan kafir durjana, Badar. Ahad, adalah ketundukan nan kepasrahan kepada Sang penentu takdir semesta, bahwa segala takdir dari-Nya adalah kebaikan bagi setiap jiwa. Ahad, adalah pengakuan akan keagunganNya,bahwa Sang Pencipta nan Pemilik Jagad raya tak boleh berbilang dalam angka melainkan Ia yang Esa . Ahad,  ALLAH Azza wajallah.  Si Mentari Senja, 19 Agustus 2014 #prosa

Rerasa Kopi

Image
hari ini adalah hari kesekian menjumpa langit  yang kunamai ‘gua’. Seperti biasa,menjadi peserta pada games yang dibawakan sang dalang sampai bertukar ide antara sang dalang dan para wayang (meski pada dasarnya sang dalanglah yang banyak mewabahkan ide, hehe) terkait pengemabangan skill perwayangan. Disesi inilah banyak hal yang tereksplore, salah satunya adalah hikmah dari sebuah cerita. And the story is….. kopi dan wadahnya (judulnya tak    disebutkan, so saya yang menentukan deh, hehe)  terkisahlah….. taken from : blogtainment-remaja.blogspot.com Di sebuah acara reuni sekolah, hadirlah para guru + murid-murid yang telah sukses dan  tak lagi menyandang status sebagai murid tentunya. Acara berlangsung hangat nan akrab, hingga tiba mencicipi hidangan. Seorang guru menyiapkan kopi dan wadahnya  (gelas kaca biasa, gelas plastik dan cangkir) , untuk meminumnya masing-masing orang dipersilahkan menuang sendiri  di wadah yang mereka pilih. Dan ternyata semua murid memilih men

Tentang ADA~ Senja

Image
Bagi kita yang membenci keterpisahan, mengutuk tiap jarak yang ia cipta, senja menjadi   monumen bagi rindu yang memuarai keberjarakan. Senja tak ubahnya malaikat maut yang siap sedia menjemput sang surya dari buminya. Namun.. Bagi kita yang mencintai malam dengan segenap keindahan nan kesyahduan yang membersamainya, senja adalah waktu menunggu yang menenangkan, ia   mempertemukan malam dengan buminya. Senja adalah mula dari sebuah cerita, prolog dari sebuah buku.  Akan tetapi.. Senja, keberadaanya yang tak berlangsung lama, yang ia habiskan untuk mejalankan titah Tuhannya; menyudahi kerja matahari dengan menjejakkan indah nan hangat di bumi dan mengantar bumi menjumpa sang malam, mencipta makna lain darinya. Makna lain dari segala cerita keterpisahan atau   mula sebuah cerita yakni arti tentang ADA. Ada... tak melulu mewujud dua,tiga atau bahkan empat dimensi. Ada.. . tak selalu mampu dilihat, tak selalu bisa didengar atau diraba. Ada... tak selamanya bersama. 

Syair dan Melody ~ Kita

Kita, bukankah seperti sebuah sebuah lagu? Ya.. lagu yang #kamu dan aku sukai. Kita melabuhkan hati pada syair maupun melodinya, karena ia mewakili kita. #kamu tahu? Syair pada lagu yang kita sukai adalah yang mewakili bahasa hati kita, dengannya satu sama lain kita saling menyapa dalam diam yang tak berkesudah, maka mendengarnya seperti kita sedang saling berbicara. Dan melodi.. ia adalah jiwa bagi syair, ia menyatukan syair dengan atmosfir kita meski saat mendengarnya kaki kita tak sedang menapak di belahan bumi yang sama.  Syair dan melodi, saling melengkapi, menambah arti, dan bukankah semakin mirip kita? Tapi tunggu.. bukankah ada lagu yang juga tak kita sukai? Syairnya tak bermakna, melipir kemana-mana, mbulet jadinya. Melodinya memekakkan telinga, tiap nada tak saling mengutuhkan, cempreng jadinya. Lalu masih miripkah kita dengan lagu? Kitapun mirip lagu itu, kita yang termakan bujuk nan rayu ego, kita yang tak mampu menyatukan mimpi-mimpi satu sama