Tentang ADA~ Senja
Bagi kita yang membenci keterpisahan, mengutuk tiap jarak yang
ia cipta, senja menjadi monumen bagi
rindu yang memuarai keberjarakan. Senja tak ubahnya malaikat maut yang siap
sedia menjemput sang surya dari buminya.
Namun..
Bagi kita yang mencintai malam dengan segenap keindahan nan
kesyahduan yang membersamainya, senja adalah waktu menunggu yang
menenangkan, ia mempertemukan malam
dengan buminya. Senja adalah mula dari sebuah cerita, prolog dari sebuah buku.
Akan tetapi..
Senja, keberadaanya yang tak berlangsung lama, yang ia
habiskan untuk mejalankan titah Tuhannya; menyudahi kerja matahari dengan
menjejakkan indah nan hangat di bumi dan mengantar bumi menjumpa sang malam,
mencipta makna lain darinya. Makna lain dari segala cerita keterpisahan atau mula sebuah cerita yakni arti tentang ADA.
Ada... tak melulu mewujud dua,tiga atau bahkan empat dimensi.
Ada.. . tak selalu mampu dilihat, tak selalu bisa didengar
atau diraba.
Ada... tak selamanya bersama.
Melainkan Ada..
Adalah kita yang tahu
alasan tetap bernafas, kita yang memahami mengapa mesti menetap di bumi,
Adalah kita yang mewujud dalam kebermanfaatan-kebermanfaatan
bagi mereka.
Adalah kita yang tahu bahwa diri ini ialah penuh milik-Nya,
maka ada hak-Nya yang mesti kita penuhi, ada tanggung jawab dari-Nya yang mesti
purna kita laksana sebagai hamba.
Si Mentari
Senja, 7 Agustus 2014
#prosa #Senja
Comments
Post a Comment