Posts

Showing posts from December, 2016

“mengapa” menjadi “untuk apa”

Doa, Ra, doa mengajarkan kita tentang kebaikan dariNya yang lagi-lagi membanjiri hambaNya. Diilhamkan kepada kita untuk meminta padaNya agar dekat denganNya, dikabulkan doanya meski dalam bentuk berbeda juga bagian dari takdir baikNya. Tapi kau tahukan Ra, kadang doa kita pulang tak sesuai yang kita harapkan, diwaktu yang tak kita inginkan. Lantas kita menduga; mengapa DIA tak mengabulkan pinta kita? Mengapa yang hadir berbeda? Mengapa? Mengapa? Bukankah pada pengabulan juga terdapat ujian?. Ujian kepercayaan. Ujian berbaik sangka pada tiap takdirNya. Hingga kita bisa mengubah pertanyaan dari; “mengapa” menjadi “untuk apa”. Ya, untuk apa semua ini kita perlu alami? Untuk apa doa kita diijabah berbeda?

Doa

“ Aku tidak memikirkan tentang pengabulan doa. Yang aku pikirkan bagaimana aku bisa berdoa, Karena ketika aku diberi ilham untuk berdoa, maka pengabulan akan selalu menyertainya” .  -Umar Bin Khatab, ra- Segara, tiap kita tentu pernah melangitkan doa bukan. Doa yang kita yakini akan diijabah olehNya diwaktu yang paling tepat dan dalam bentuk yang kita butuhkan menurutNya. Keyakinan kita bukan berdasar pada katanya tapi kata DIA yang tertoreh dalam firmanNya sejak 1400 tahun silam. Ra, bukankah kita juga telah mafhum bahwa semesta yang kita huni ini termasuk diri kita tak luput dari pengaturanNya? Daun yang gugur saja DIA telah tetapkan waktunya apa lagi perihal hambaNya. Termasuk doa kita. Kapan dan apa yang akan kita pinta juga termasuk didalamnya bukan? Sederhananya, seperti kata Umar diatas, doa yang kita panjatkan adalah ilham dariNya. Maka bukankah itu berarti ilham untuk meminta telah DIA sertakan pengabulan dari Nya? DIA mengilhamkan kita untuk berdoa Karena DI

Pulang

Pada dasarnya setiap manusia memiliki kerinduan untuk “pulang” kepada TuhanNya. Meski itu setitik kecil dihatinya. Manusia berangkat meninggalkan Tuhan melalui kelahirannya di dunia. Lalu, kembali “pulang” melalui perjalanan panjang di dunia hingga kematiannya. – Abdullah pada Kasva- (Muhammad Sang Pewaris Hujan) Pulang dan sebuah perjalanan panjang menuju rumah yang sejati. Ada dua  jalan yang DIA bentangkan; shiratalladzina an’amta’alaihim atau al-maghdlubi’alaihim. Pada hati dan akal kita DIA beri kecenderungan untuk memilih jalan mana yang akan kita lewati. Dan aku yakin tiap diri pernah merasakan kerinduan ini, kerinduan pada jalan terjal dan penuh pengorbanan. Kau tahu kenapa aku begitu yakin bahwa meski sekali dalam tarikan nafas, kita pernah merasakan rindu ini? Siapapun dan dari manapun kita berasal, sekelam apa hidup yang sedang kita jalani, kita pernah merasakannya. Kau tahu Umar bin Khatab bukan? Kau tahu bagaimana perjalanan “pulangnya menuju rumah”? Ad

Bandung 25

Image
Untuk kali kesekian, doa jangan pernah kau remehkan. Meski padanya terdapat tanda tanya namun percayalah, bukankah DIA telah berjanji untuk mengabulkan tiap pinta? Memasuki oktober ke 24, tidak, bahkan sebelum oktober datang menyapa, aku telah menguatkan hatiku sendiri untuk tak lagi berharap pada pintaku yang terus menggema dihampir 3 tahun belakangan ini. Telah ku hitung segala kemungkinan termasuk kemungkinan dikabulkan, namun tak ku temukan selain; aku harus merelakan. Baiklah, teruntuk Bandung, aku telah rela untuk menabung rindu lebih lama padamu, 25 ku telah ku ikhlaskan kita tak bertemu. Namun siapa yang bisa menerka takdirNya? Tepat 24 november 2016, DIA mempertemukan aku dengan apa yang ku pinta. Harapan yang tak lagi ku tuntut menjadi nyata segera di usia 25, yang telah ku relakan kefanaannya, kini benar-benar hadir dihalaman takdirku. 24 november 2016, setelah sebulan menjumpa 25, aku disini, di bumi pasundan yang telah lama ku rindukan. Benar, kesana bukan