Bandung 25

Untuk kali kesekian, doa jangan pernah kau remehkan. Meski padanya terdapat tanda tanya namun percayalah, bukankah DIA telah berjanji untuk mengabulkan tiap pinta?

Memasuki oktober ke 24, tidak, bahkan sebelum oktober datang menyapa, aku telah menguatkan hatiku sendiri untuk tak lagi berharap pada pintaku yang terus menggema dihampir 3 tahun belakangan ini. Telah ku hitung segala kemungkinan termasuk kemungkinan dikabulkan, namun tak ku temukan selain; aku harus merelakan. Baiklah, teruntuk Bandung, aku telah rela untuk menabung rindu lebih lama padamu, 25 ku telah ku ikhlaskan kita tak bertemu.

Namun siapa yang bisa menerka takdirNya?

Tepat 24 november 2016, DIA mempertemukan aku dengan apa yang ku pinta. Harapan yang tak lagi ku tuntut menjadi nyata segera di usia 25, yang telah ku relakan kefanaannya, kini benar-benar hadir dihalaman takdirku.

24 november 2016, setelah sebulan menjumpa 25, aku disini, di bumi pasundan yang telah lama ku rindukan. Benar, kesana bukan untuk liburan melainkan menjalankan misi dari langit, sehingga tak bisa jalan sana-sini meski punya waktu 4 hari. Tapi ini sudah lebih dari ekspektasiku sendri, bisa ke bandung saja sudah begitu membahagiakan, serasa DIA sedari 3 tahun lalu telah mengabulkan doaku.

Menginjakkan kaki di tanah pasundan  benar-benar menghadirkan haru nan biru. Merasakan udaranya, menikmati pesona langitnya yang didominasi abuabu, betapa bersyukurnya aku. Empat hari yang tak bisa ku lupa, terlebih untuk saat dimana aku merasakan sendiri nikmatnya isya di Masjid Salman ITB. Isya di Salman, ada getaran yang sulit ku defenisi, dan lalu ketenangan merambat di hati, aku ingin lebih lama disini.

Bandung dan isya di Salman adalah kado terindah disepanjang usia 25. Bandung 25, maka untuk alasan apa aku tak mempercayai janjiMu?





Senja di 25 nya
Terimakasih Rabbi atas segalanya, segalanya :’)



Tags: #RR

Comments

Popular posts from this blog

Menunggu, Jangan(?)

Pulang

Ketepatan