Posts

Showing posts from August, 2016

Mendengar

Kali ini izinkanlah aku hanya mendengar saja, agar telinga ini peka, mata ini terbuka, hati ini menerima dan langkah dapat  ku ayun setelahnya. Pada langit yang entah hari keberapa membersamainya, diamanahkan menjadi yang mendominasi dalam mengarahkan, memahamkan hakikat jalan, menyemangati saat surut memainkan peran menjadikan mulut kadang payah mengejar laku dan letih meluruskan niat. Sapaan itu; kakak, menjadikanmu seolah tak boleh salah, tak boleh terlihat payah. Karena yang kau lakukan dapat menjadi warisan bagi penerus perjalanan. Bebankah? Beratkah? Tak bisa dipungkiri, kadang iri menghampiri saat lisan juga ingin berseloroh menyampaikan segala keluh dan kesal yang ada. Betapa inginnya diri tak diper-kakak-an, bukan, sungguh bukan karena ketidak sukaan namun karena jiwa tahu betapa aib juga masih mendominasi, betapa yang dilakukan masih jauh tertinggal dari yang dikatakan.  Maka tak salah bukan bila aku merindui nasihatmu? Karena bukankah sebaik-baik kita dalam per

Bandara

Image
Di Bandara, langkahmu diburu-terburu. Pandanganmu sekilas sekitar. Tak sempat bertukar senyum, apa lagi sapa jangan ditanya. Lalu, kau lupa dalam sibukmu ada sepi yang dengan riang menjumpa. Jabat tangannya, jangan menghindar, ia sedang memberimu waktu untuk mensyukuri ramaimu yang hanya sementara. Ia tersenyum padamu, malu-malu ia berkata; jangan risau, seperti ramai, aku juga sementara. Sepasang sepatu bertemankan ransel dibahu, berkelana ke tempat yang tak dikenalinya dan tak mengenalinya, beradu dengan waktu berharap ia ramah pada perjalanan yang sedang ditempunya. Sendiri sudah biasa tapi sepasang sepatu tahu ke tujuannya nanti dia akan melewati tempat yang sama ramainya namun entah mengapa terasa begitu ke-sepi-an. Kenalkan ia bandara. Bandara, tak ada yang menetap disana, hanya lewat sesaat untuk berucap selamat datang dan atau selamat tinggal. Di bandara, entah sebagai apa aktivitasnya, sama-sama sibuk dengan du

Sederhanalah, Cinta

Cinta, bukankah ia hanya sebuah rasa dari sekian rasa yang kau punya. Lalu mengapa kau begitu mengistimewakannya? Sederhanalah padanya, Pada cinta Ra, sepertinya aku telah menemukan apa yang semestinya aku pahami. Tentang sebuah rasa yang tiada beda dengan rasa lainnya, memiliki masa untuk dinikmati lalu direlakan pergi. Serupa bahagia pun lara, cinta juga tak selamanya membersamaimu disegala waktu, bukankah begitu ra? Aku selalu menjadi bagian dari mereka yang dalam harinya mempertanyakan maksud Tuhan dari takdir yang DIA tetapkan; mengapa begini? baiknya kan begitu? Kenapa harus aku? Dan sederet tanya lainnya termasuk perihal cinta. Lalu segala tanya itu tak pernah bertemu titik, yang ada hanya koma, kemudian balik pada tanda tanya.  Entahlah ra, segala tanya itu barangkali telah lelah menemuiku yang tiada jengah menjadikannya sasaran panah. Kadang ia memberi clue , dengan sesekali pada kunjungannya membawa serta masa lalu. Katanya, kata tanda tanya itu ra; tengoklah hari

DIA

Betapa ALLAH Maha Baik ya segarA, telah DIA tetapkan hati kita untuk cenderung merasa nyaman dengan kebaikan, lalu DIA kirimkan bala bantuan untuk menjadikan kita menang ditiap proses ujian kebaikan dan DIA hanya menilai proses yang kita lalui bukan hasil yang kita torehkan padahal DIA juga memudahkan proses itu.   Moga ditiap kebaikan yang sedang kita upayakan selalu tertakdir kemenangan ya rA, menang atas ujian . :’) seNja, Agustus 2016 Tags: Inspirasi

Teruntuk Tiap Tanya

Menyadari betapa DIA telah menetapkan yang terbaik bagi hambaNya termasuk dirimu itu memang tak serupa matahari yang tak pernah lupa sekalipun untuk terbit, kadang kau akan dihujani tanya dan rasa yakinmu seperti sedang ditimpa gempa. Hidup katamu kelihatannya serupa benang kusut yang basah pula. Dibenakmu ribuan tanda tanya itu menjumpa dalam rupa peristiwa; “ada  yang datang, menetap, pergi, meninggalkan jejak. Semua itu untuk apa?.” Peristiwa-persitiwa itu ada yang berulang meski dengan wajah yang  berbeda, ada yang tak kau sangka-sangka. Ada yang menghadirkan tawa hingga kau merasa ingin berlama selamanya, namun ada juga yang tak hanya sekali menghadirkan gerimis hingga deras melebat. Lalu kau dapati dirimu sendiri, bergumul dalam tanya yang lagi-lagi  dijawabNya dengan peristiwa, kali ini kau lebih peka, kau dimampukan untuk menyadari makna dari tiap jiwa yang kau jumpa. Bahwa setiap jiwa adalah guru bagi dirimu, meski yang paling menghadirkan luka sekalipun. Pada