Posts

Showing posts from June, 2015

Percaya

Seperti kita yang dengan rela mempercayakan nyawa ketangan pilot saat mengangkasa, maka semestinya seperti itu pula bahkan harus lebih dari itu kita percaya kepada Dia. Bukankah Dia tiada pernah menyalahi janjiNya?  Hampir keseluruhan hidup kita berisi ketidak pastian. Mempertanyakan masa depan, meragukan usaha termasuk doa yang kita rapal menjadi  hal yang sering dilakukan. Terlebih ketika usaha dan doa tak berbuah.Maka tak jarang kita kehilangan kepercayaan pada diri pun pada-Nya.  Padahal percaya adalah iman itu juga.  Percaya bukanlah kata benda melainkan kata kerja, karena percaya bukan hanya perkara kata yang dengan mudah terlontar dari lisan-lisan kita. Namun percaya harus dibuktikan dengan lakon juga.  Pada pembuktian keperayaan akan Dia hadirkan ujian yang denganya Dia tahu siapa yang benar dan siapa yang berdusta. Dan kau tahu, percaya, ujiannya senantiasa akan menjumpa kita.  Seperti Bilal bin Rabbah, percayanya menuntun dia membuktikannya di padang pasir nan terik.  Lalu

Balasan

Kadang Dia membalas usaha dan doa kita tidak di waktu dan tempat yang kita harapkan. Namun percayalah Dia akan membalasnya tepat diwaktu kita membutuhkan.  Kau tentu pernah mendengar kisah Ibunda Hajar bukan?  Diantara kisah kesabarannya yang sudah barang tentu kita butuh belajar darinya, terselip kisah lain tentang balasan atas upaya-upaya manusiaw inya. Di padang pasir nan gersang itu, Ibunda Hajar beserta anaknya sedang menuliskan pembelajaran bagi kita manusia masa depan. Hari itu tersebab tangisan anaknya, Ibunda Hajar berlari antara safa dan marwa mencari air untuk menghapus dahaga anaknya. Namun alih-alih mendapat air diantara tempat dia berlari, Ibunda Hajar harus menyaksikan apa yang dia harapkan malah hadir tepat dibawah kaki anaknya. Ini bukankah hal yang patut dipertanyakan? Mengapa harus dibawa kaki anaknya? Mengapa bukan di safa atau marwa? Mengapa Ibunda Hajar harus berlari terlebih dahulu? Bukankah Dia bisa langsung memberikan? Karena barangkali Dia hanya ingin

Lampu Jalan

Image
Harus aku akui, dari sekian banyak hal yang aku jumpai, lampu jalan menjadi satu diantara yang aku kagumi dan ingin menjadinya.  Kau tahu mengapa? Karena lampu jalan, tak perduli pada siapapun, dengan status apapun ia tetap memberi cahayanya pada mereka. Bukankah ia begitu mengagumkan?  Ia hanya bisa dijumpai saat senja telah menghilang bersama jingganya namun dengan begitu lampu jalan mencipta makna bahwa memberi juga membutuhkan waktu yang tepat. Tidak asal atau semau kehendak. Terlebih memberi cahaya.  Memberi cahaya mengartikan bahwa si pemberi harus terlebih dahulu memiliki, karena tak mungkin kita memberi apa-apa yang tak kita miliki.  Barangkali pada kebaikan berlaku hal yang semisal, tiada bisa kita membagi kebaikan yang kita sendiripun tak melakoninya. Maka sebaik-baik penebar kebaikan dan kebenaran ialah dia yang menebar dengan mencontohkan.  Jadilah lampu jalan, cahayanya menentramkan nan memudahkan kita menjumpa tujuan.  Si Mentari Senja, 9 Juni 2

Menerima

ika kau telah mengerahkan seluruh upaya termasuk doa namun ternyata hasilnya tak seperti yang kau pinta, pada hal itu barangkali kau ditakdirkan hanya untuk menerima.  Ini mirip hujan bukan? Ia tak bisa kau tolak, seberapa inginpun kau menolaknya, ia tetap merinai juga.  Menerima hujan berarti bersedia basah, kedinginan meski kau telah berteduh.  Maka terima saja dan tetaplah percaya tiada yang salah dengan takdir-Nya.  Si Mentari Senja, 8 juni 2015  #JuniMariMenulis  #MenulisRandom  #30hariMenulisHujan tags: Bahasa Hati, Inspirasi 

Bertahan

Image
photo by senja Bertahanlah, bukankah   kita telah berjanji untuk sampai? Perjalanan kita serupa bulir hujan yang tertahan didahan. Kau pernah melihatnya bukan? Ukurannya tak seberapa sedang jatuh tak-lah bisa ia hilangkan dari pilihannya, tapi ia tetap memilih bertahan. Bertahan didahan tak-lah mudah. Angin dapat menggoyahkan pijakkannya, matahari akan menguapkannya. Namun ia tetap memilih bertahan. Bertahan, ini bukan hanya tentang janji diantara kita namun juga janji dengan-Nya, bukankah Dia tiada pernah mengingkari janji-Nya? Bertahan, kau ingat bukan janji kita dengan-Nya?Bahwa ditiap jengkal perjalanan kita, akan ada penyeleksian. Maka mari bertahan.  Bertahan,   kita harus berusaha lebih dari sekedar payah agar kaki kita tetap menapak ditempatnya. Apapun   yang   akan menghampiri, mari bertahan saja. #JuniMariMenulis #1hari1tulisan #MenulisRandom #30HariMenulisHujan Si Mentari Senja, 7 juni 2015 Tags: insprasi

Hujan Pertama Di Bulan Juni

Image
Photo by: Senja  Hei.. sudah juni rupanya. Kau tahu bukan apa yang dengan  mudah bisa dijumpai di bulan juni? Ya, hujan.  Hujan, tiap-tiap kita memiliki rasa yang berbeda ketika mejumpanya, pada gerimis maupun badainya.  Tapi aku yakin kita sepakat mengenai hal ini : “hujan, dengannya segala harap bisa menjumpa pengabulannya”. Harap, pada hujan berharap ia dibawa serta lesat meresap hingga tanah, mengalir ke samudera, menuju langit lalu turun lagi ke bumi membawa serta pengabulan. Harap, kepada Pemilik hujan, ingin aku pinta: “bolehkah aku meranselkan hujan? Membawa serta ia ditiap perjalanan, agar aku yakin diperjalanan ini pintaku dapat dengan mudah menjumpa Pengabulnya. Hujan, terimakasih telah merintik hari ini. Si Mentari Senja, 4 Juni 2015 #JuniMariMenulis #MenulisRandom #1hari1tulisan #30HariMenulisHujan Tags: inspirasi, ruang rasa.