Posts

Showing posts from September, 2014

Jalan.....

Image
Kepada jalan sep e rtinya saya perlu menghaturkan terimakasih, bersebab hadirnya saya mampu menemukan beberapa remah kenangan, bersebab hadirnya pula saya bisa melepaskan bertumpuk beban. Berjalan bagi kebanyakan orang adalah aktivitas yang biasa saja seperti aktivitas-aktivias lainnya. Mengayuhkan kaki sampai tujuan, melewati   jalan tanpa hambatan, menyebrangi zebra cross, melewati tikungan dan bahkan menempuh jalan tikus. Tak ada spesial dari satu demi satu langkah yang terayuh bahkan sebagian besar hadiah dari perjalanan yang di diterima adalah hanya kelelahan.  Tak bisa saya dustai itu pun saya alami, tapi cobalah lebih dalam resapi tiap langkah yang kau pijak, tiap ruas jalan yang kau lewati, tiap hembusan angin yang dengan lembut merambat di pipi, bahkan tiap lelah yang kau terima, adalah sebuah moment yang tak bisa kau ulangi bahkan bilapun kau tetap berjalan di jalan yang sama di tiap harinya. Bertumpuk moment itu kita sebut sebagai kenangan, sesuatu yang terc

Senandika : Tuli, Lalu (tak) Peduli

Sesekali tak usah kau pedulikan omongan orang, dengarkan saja, saring omongannya. Kau mungkin akan kesulitan menentukan mana yang menjadi pilihan, di saat itu menjadi tuli sepertinya perlu. Perkenalkan, adalah dia perempuan yang katanya selalu menjadikan pendapat orang sebagai pertimbangan dalam menentukan beberapa pilihan. Telah banyak dia dengarkan masukan demi masukan yang pada akhirnya hanya dia seorang yang harus menentukan dan tentu menerima segala konsekuensinya. Dia, perempuan itu adalah yang mungkin paling galau ketika memilih apa-apa yang pada dasarnya mudah dipilih. “memikirkan perasaan orang lain”, ini menajdi point penting ketika dia mengambil pilihan. Bagaimana kalau menjadi tuli saja?  Bagi dia, ketika memilih menjadi tuli berarti dapat membuatnya tak lagi peduli. Mungkin dia bisa menjadi tuli, tapi bagaimana caranya dia menjadi tak peduli? Karena menjadi tuli tak lantas menjadikan dia tak peduli bukan?. Menutup telinga mungkin saja mudah dilakukan tetapi m

Memakna Jalan Cahaya

Image
Cahya bertebaran disekitarmu  butir-butirnya membutakan dua belah matamu  "sudah sampaikah kita?" tanyamu tiba-tiba Lupakah kau bahwa baru saja sampai di dermaga?  Sapardi Djoko Damono - Cahaya Bertebaran- Jalan yang sedang kita susuri saat ini, kita yakini sebagai jalan menuju-Nya. Dimana-mana berpendar cahaya, melingkupi tiap inci tapak yang terjejak. Dilingkupi cahaya tak serta merta membuat jalan yang kita susuri menjadi mudah, melainkan ada cobaan untuk menguji kokohnya janji. taken from: pixabay.com   Dibersamai cahaya tak lantas menjadikan kita bercahaya, karena kadang rasa memiliki cahaya dapat menghadirkan tinggi hati atas diri yang tak sepenuhnya suci.  Jalan ini terus kita susuri, satu demi satu anak tangga telah kita lewati, bukankah ini mirip dengan mendaki? Tujuan kita ada di puncak sana, jauh dari pandangan mata, namun cahayanya menjadi petunjuk dan pembangkit semangat kita. Mendaki, karena hanya bila sampai di puncak kita bisa pero