Jalan.....

Kepada jalan sepertinya saya perlu menghaturkan terimakasih, bersebab hadirnya saya mampu menemukan beberapa remah kenangan, bersebab hadirnya pula saya bisa melepaskan bertumpuk beban.


Berjalan bagi kebanyakan orang adalah aktivitas yang biasa saja seperti aktivitas-aktivias lainnya. Mengayuhkan kaki sampai tujuan, melewati  jalan tanpa hambatan, menyebrangi zebra cross, melewati tikungan dan bahkan menempuh jalan tikus. Tak ada spesial dari satu demi satu langkah yang terayuh bahkan sebagian besar hadiah dari perjalanan yang di diterima adalah hanya kelelahan. 

Tak bisa saya dustai itu pun saya alami, tapi cobalah lebih dalam resapi tiap langkah yang kau pijak, tiap ruas jalan yang kau lewati, tiap hembusan angin yang dengan lembut merambat di pipi, bahkan tiap lelah yang kau terima, adalah sebuah moment yang tak bisa kau ulangi bahkan bilapun kau tetap berjalan di jalan yang sama di tiap harinya.

Bertumpuk moment itu kita sebut sebagai kenangan, sesuatu yang tercipta hanya untuk dikenang, jikapun dapat kembali dilakukan hasilnya tak sesempurna seperti kejadian semula terlebih rasa yang lahir darinya. Maka selain foto, ingatan dan tulisan, jalan adalah ruang yang aman untuk membekukan kenangan.
jalan bagi saya tak hanya sebagai tempat merekam kenangan, melainkan jalan juga saya jadikan sebagai tempat  menitip, bukan lebih tepatnya melepaskan beban. Pada kedua kaki, saya letakan tiap hal yang menyesakkan, mebenamkannya sejauh mata mampu memandang dibawah ruas jalan. Lalu, satu demi satu beban berkurang sepanjang jalan. Kau mungkin akan berujar : “konyol!’”, tapi harus saya akui berjalan adalah pengobatan tanpa pungutan bayaran. 

Selamat mencoba melepaskan beban, semoga lengkungan manis dapat merelief diantara hidung dan dagumu (senyum). 
taken from :
js.ugm.ac.id


Si Mentari Senja, 11 September 2014
Tags: prosa, inspirasi.

Comments

Popular posts from this blog

Menunggu, Jangan(?)

Pulang

Ketepatan