Syair dan Melody ~ Kita

Kita, bukankah seperti sebuah sebuah lagu?

Ya.. lagu yang #kamu dan aku sukai. Kita melabuhkan hati pada syair maupun melodinya, karena ia mewakili kita.
#kamu tahu? Syair pada lagu yang kita sukai adalah yang mewakili bahasa hati kita, dengannya satu sama lain kita saling menyapa dalam diam yang tak berkesudah, maka mendengarnya seperti kita sedang saling berbicara.
Dan melodi.. ia adalah jiwa bagi syair, ia menyatukan syair dengan atmosfir kita meski saat mendengarnya kaki kita tak sedang menapak di belahan bumi yang sama. 
Syair dan melodi, saling melengkapi, menambah arti, dan bukankah semakin mirip kita?
Tapi tunggu.. bukankah ada lagu yang juga tak kita sukai?
Syairnya tak bermakna, melipir kemana-mana, mbulet jadinya. Melodinya memekakkan telinga, tiap nada tak saling mengutuhkan, cempreng jadinya.
Lalu masih miripkah kita dengan lagu?
Kitapun mirip lagu itu, kita yang termakan bujuk nan rayu ego, kita yang tak mampu menyatukan mimpi-mimpi satu sama lain, kita yang menghianati panji-panji kebersamaan, saat itu Kebersamaan tak ubahnya pasung bagi raga dan jiwa.
Maka dalam kebersamaan kita, serasi itu tak berarti selalu merasa seirama dalam langkah, sekata dalam pikir dan hati melainkan kita pun akan merasa ketidak sepahaman, ketidak kompakan, dan saat itu adalah ujian kebersamaan.


Si Mentari Senja, 7 Agustus 2014
#kam, ruang rasa


Comments

Popular posts from this blog

Menunggu, Jangan(?)

Pulang

Ketepatan