(jangan) mudah menyimpulkan
Ketika menikmati cerita entah dari ruang berebatas kaca atau dalam deretan kata, kadang membuat kita ingin cepat-cepat mengetahui ending-nya. Kita jadi tak sabaran, memencet tombol enter pada title episode akhir, mencari sub judul di menu buku.
Dalam hitungan menit hati kita mungkin
terpuaskan dengan aksi ‘potong alur’ begitu, tapi bukankah itu berarti kita
sedang tak menikmati?
bahkan sebenarnya kita tak mampu menerima alur
yang tertakdirkan dari cerita yang sedang kita lahap. Lalu bagaimana bisa kita
memahaminya?
Di hidup kita sendiri, ternyata kita melakoni
hal yang sama, ingin cepat selesai, ingin cepat sampai. Sayangnya cerita di
planet biru ini tak sama dengan cerita yang tersaji di layar kaca atau buku
yang kita baca yang bisa dengan sesuka hati kita pilih.
Untuk bisa mengetahui akhir cerita, kita tak
bisa memotong jalan, mengintip hari esok atau meloncat di episode terakhir
cerita hidup kita. Ada yang harus dipilih, dijalani, di hadapi dan di ambil
konsekuensi.
Maka jangan pernah mudah menyimpulkan tiap
takdir yang datang, karena tak ada yang tahu masa depan, karena tiap-tiap yang
datang mungkin saja adalah bagian dari diri yang telah Dia takdirkan dalam ruang
dan menit yang tepat.
Si Mentari Senja, 11 November
2014
Tags: ruang rasa
...karena tiap-tiap yang datang ADALAH bagian dari diri yang telah Dia takdirkan dalam ruang dan menit yang tepat.
ReplyDelete*kunjungan singkat :)