Lampu Kota

Tentu pernah kita melihatnya. Di kala malam, ia menerangi setiap sudut kota, menambah pesona nan anggun tiap land mark kota. Tanpanya, terasa biasa bahkan tak ada beda yang biasa dan luar biasa.
Bukankah ia begitu menarik???.. sepertinya..
Sesekali, kunjungilah land mark kota di waktu tak di temani si lampu , tentu akan terasa beda bahkan biasa.
Begitupun hidup kita (mungkin) membutuhkan si lampu kota, mungkin bukan untuk menambah pesona tetapi tentu untuk mendapatkan ‘biasan’ cahayanya pada hidup kita. Lampu kota dalam hidup kita, bisa jadi adalah orang-orang terdekat kita atau mungkin untuk orang lain, kitalah lampu kota mereka.
Si lampu kota..
Membiasakan cahaya yang sumbernya dari Sang Pemilik Cahaya, maka ia seperti rahmat bagi gelap nan pekatnya hidup seseorang, ia tak menuntut balas pamrih, cukup award dari Pemiliknya kelak. Cukup Pemiliknya baginya untuk tetap menjadi si lampu kota, menerangi sampai mati, menerangi tak untuk di puji.
Mungkinkah aku dan kau bisa menjadinya?? Menjadi si lampu kota??

Si Mentari Senja, 12 maret 2014
Tags: orat-oret, inspirasi

Comments

Popular posts from this blog

Menunggu, Jangan(?)

Pulang

Ketepatan