Drama korea, sisi lain halyu yang menggulung itu.

Entah mau memulainya dari mana, kegemarannya ini terdengar aneh memang bagi seorang perempuan yang katanya telah menginfakan hidupnya (insyaALLAH) pada dunia yang ia sebut jalan mendaki nan sukar ini, ya dunia dakwah..
Kegemarannya ini telah mengakar  kuat dalam hidup perempuan itu, membuat jaring-jaring yang semakin memperangkap perempuan itu…baikkah?? Molla??
kegemarannya inipun tentang khayalannya, katanya : “ setiap kali ku berjibaku dengan kegemaranku ini, aku dapat berlari dari dunia nyataku yang kadang terlalu melelahkan, dapat bersembunyi pada karakter pemain dari kegemaranku ini, ya ini begitu fiktif, but it is part of my self, it is drama korea (DraKor)”.
Drama korea, perempuan itu berkenalan dengannya terlebih dahulu dibanding dunianya yang sekarang. Maka sebagian dirinya adalah tentang korea itu sendiri terlebih pada bias karakter pemainnya (ahai.. menjejak loh! Pada keseharian perempuan itu, hehehe). Eits… tapi sungguh ini bukan obsesi alay remaja saat ini yang begitu histeris melihat aktor atau aktris korea idolanya, ah begitu murahan sepertinya, namun ini sungguh tentang hikmah lain dari dunia fiktif itu (DraKor) yang menginspirasi perempuan itu.
Karakter pemain dalam setiap drama, perempuan itu : “kalian akan menemukan, seseorang yang begitu gigih meraih apa yang dia citakan, hmm.. terdengar biasa bukan, ya.. jika itu dipandang dari kacamata kebanyakan sinetron zaman sekarang. Entahlah,, pesan dari karakter yang disampaikan penulis skenario + sutrada darkor sungguh berbeda (agak susah mendeskripsikannya). Shin chag gyeong (princess hours), salah satu karakter gigih itu, memaksakan dirinya memasuki dunia lain dari kehidupannya demi sebuah pengabdian pada orang tuanya. Atau, siswa-siswi kirin school, tahu dong drama yang satu ini,, yups : Dream High, seperti namanya, drama yang satu ini menyuguhkan bekal lezat dalam meraih mimpi kita. Ada yang : wuhs…. Mimpinya di genggam, ada yang; tu..wa..ga..tu..wa..ga.. mimpinya di peluk, ya inilah warna-warni kegigihan itu, meski ini fiktif karena hanya sebuah drama iapun harus tetap mampu menyuguhkan realitas itu sendiri bukan??. Hampir lupa, ada sebuah pesan yang sempat digenggam oleh pikiranku saat menonton ini drama, kalau tidak salah bunyinya seperti ini :
 terkadang orang yang lelet dalam meraih mimpi mereka adalah orang yang mungkin menjadi ahli dalam mimpi  mereka itu sendiri, karena orang yang lelet itu lebih sering memperhatikan proses yang mereka lalui ketimbang mereka yang terburu-buru ingin mengecap finish ( nah, singkatnya ini tentang : sabar coy.. hehehe).
Sebenarnya dari karakter pemain drakor kita dapat memahami karakter orang korea itu sendiri : gigih, setia dan siap berkorban demi yang diimpikan. ”
Lanjut, kata perempuan itu : “ tentu kita tahu hal yang menarik dari drama korea, selain karakter pemainnya, ya.. alur cerita; keseluruhan maksud dari dibuatnya sebuah drama. Kita dapat membedakannya dalam dua kategori besar: drama romance dan drama sejarah a.k.a saeguk in korean language .Sama-sama menjual kata yang hangat menjadi perbincangan manusia sepanjang masa :CINTA, namun dengan bingkai yang berbeda : realitas kekinian, dan jejak-jejak sejarah yang telah terpahat pada langit dan tanah bangsa korea. Drama korea yang bertajuk romance, ku kira kita telah lebih tahu banyak tentangnya: tentang lifestyle masyarakat korea sat ini tentunya. Nah, ini yang menarik kawan, saeguk : drama berlatar sejarah, mereka.. bangsa korea tentunya, patut di acungi jempol, karena mampu menghidupkan kembali kehidupan (sejarah) yang telah berjarak dari gemerlapnya kehidupan bangsa korea saat ini, dan mungkin inilah penghargaan atas warisan leluhur mereka, meski kesan bisnis tetap terlihat dimana-mana .. hehehe.
Saeguk : bagaimana budaya korea di masa lalu, bagaimana bedanya dialeg bahasa korea di masa lalu dan kini (bahasa formal dan informal, menarik bukan.. ^_^), bagaimana cara pandang bangsa korea terhadap posisi seorang perempuan di masa lalu yang 360 derajat berbeda dengan bangsa korea kini, bagimana kelas-kelas yang ada pada sturuktur bangsa korea zaman dulu.. hmmm bukankah ini dapat disebut bonus?? (menonton sambil berkenalan dengan kepingan peristiwa bersejarah bangsa korea dan tentu ini tidak dapat kita temukan pada barisan panjang persinetronan atau perfilman bangsa kita)”.
Tentu, ketika kita membahas drakor tak hanya selesai pada kedua hal yang di paparkan oleh perempuan itu, karena ada banyak hal yang menjadi bahan utama dan bahan pendamping dalam pembuatan drama korea itu sendiri. Namun, atas paparan yang panjang ini, perempuan itu ingin menuturkan : “ hmm.. aneh memang ketika kita berniat bahkan telah menggumulkan diri pada sesuatu yang bukan termasuk dalam referensi perjalanan yang kita tempuh kini (jalan mendaki itu), karena sungguh mereka benar-benar berbeda, tetapi drakor yang merupakan salah satu sarana halyu itu sungguh menurutku tetap memilki sisi inspiratif yang bisa kita saring, kia pilah, kita bilas, dan kita kita jadikan cemilan dalam perjalanan kita, setidaknya dapat kita jadikan pelajaran agar tak seprti mereka dalam hal-hal tertentu ketika menjejakkan kontribusi di dunia ini”.

Si Mentari Senja, 5 Januari 2014
Tags : orat-oret 

Comments

Popular posts from this blog

Menunggu, Jangan(?)

Pulang

Ketepatan