Tenggelam

Aku tak punya kata untuk menggambarkan sebuah perpisahan selain matahari tenggelam.-Ru

Tenggelam dan lalu kembali keesokan harinya. Sepertinya ia tetap sama tapi bukankah hari menjadi berbeda? Lantas masihkah ia sama? Masihkah ia sama dengan matahari di senin di dua minggu kemarin, pun  matahari di bulan kemarin? Rasa-rasanya tidak bukan.

Maka bukankah kita telah melewati begitu banyak perpisahan? Matahari yang terbit tenggelam, hari yang berbeda, bukankah dengannya kita haruslah menjadi maklum bahwa selama mendiami bumi, perpisahan akan selalu mengemuka entah dalam jumlah yang kali keberapa.

Dan tentang tenggelam, bukankah kita juga sering tercengang dan merutuki diri saat ia begitu sia-sia melewati waktu yang dibersamakan dengannya? Seringnya kita terlambat menyadari betapa sesuatu itu teramat berharga saat ia telah hilang dari genggaman.

Barangkali begitulah tenggelam dan perpisahan, hadirnya menghadiahkan kita pemahaman dan penyadaran untuk menjalani waktu yang DIA titipi dengan sebaik nan sebermanfaatnya, agar tak ada penyesalan atas tiap hal yang harus direlakan kepergiannya yang tak hanya sekali dua. Sebab dunia, bukankah ia fana? Dan yang dibersamai dan membersamai fana mana mungkin selamanya.

by N 





22 Agustus 2017
senja dalam birunya abuabu


tags : RR 


Comments

Popular posts from this blog

Menunggu, Jangan(?)

Pulang

Ketepatan