Jatuh, berkali

yang jatuh berkali ditempat yang sama, tengoklah dirimu dikala jatuh itu. 

Pertama kali jatuh, kau terbenam dalam ketidak percayaanmu, maka sulit dan butuh begitu lama waktu untuk bangkit kembali. Setelah bangkit yang susah payah itu, kau kembali jatuh, ditempat yang sama pula, tanda tanya semakin menusuk kepala, mencipta perih hingga ulu hati. Kali itu bukan hanya sulit untuk bangkit melainkan juga kau sulit mengatasi tanda tanya-tanda tanya itu.

Setelah bangkit yang kedua, kau jatuh lagi ditempat itu pula. Dengan segala riwayat yang telah ada sebelumnya, kau kini tak begitu mempedulikan tanda tanya dan perih bersebab luka lama.

“apa ada yang luput dari pikirku hingga lubang ini begitu sulit ku hindari?, apa aku lupa memahami sesuatu? Mengapa sepertinya aku bodoh sekali hingga begitu mudah terjerembab berulang kali”.

Hingga tangan yang kau nanti untuk membantumu bangkit, mengulur ke arahmu. Tangan ini beda. Kau pun sadar, selama ini telah lupa memahami arti menyandarkan diri, selama ini telah menanti tangan yang salah hingga bangkit begitu sulit, pada hal di kejatuhan yang pertama hingga entah yang keberapa ini, ada tangan yang senantiasa menjulur ke arah mu. Tangan Yang Mencintaimu, Dia Yang Mengetahui Segala sesuatunya.


Kalau itu perlu, jatuh ribuan kalipun tak mengapa sebab ada DIA yang tak pernah membiarkanmu sendirian. 

Bila jatuh membuatmu semakin dekat denganNya, adakah yang lebih membahagiakan dari itu semua? 

Comments

Popular posts from this blog

Menunggu, Jangan(?)

Pulang

Ketepatan