8-17



Selamat datang di dunia rutinitas, dunia yang berotasi dari 08.00-17.00.
taken from : www.gambaranimasigif.com

Masih tentang doa, tentang rapalan yang agak jarang saya lantunkan tapi diijabah olehNya tepat di waktu saya membutuhkan,

Bekerja lalu memilki penghasilan adalah konsekuensi yang harus diterima dari hidup di sesi menjelang dewasa hingga kembali padaNya dan saya pun tak bisa luput atau mengelak darinya.  Maka tiap kali menjumpa DIa dalam perjumpaan rutin yang 5 saya meminta padanya, meminta untuk disegerakan. 

Tapi seperti di paragraph pertama, pada tiap rapalan tentang pekerjaan, saya tak terlalu sering meminta. Bukan, bukan karena saya tak butuh melainkan karena saya merasa tak ada satupun tempat kerja yang menerima pekerja dengan aktivitas macam saya ini. Pergi dibersamai matahari,pulang bertemankan bulan, dan itu tidak bisa ditawar. Jadilah saya semacam setengah hati menginginkan berpenghasilan sendiri. 

Lalu, waktu menjumpakan saya pada sebuah kesempatan, kesempatan peroleh maisyah dengan tidak perlu meninggalkan amanah yang sedang saya pundaki. Ya, sebuah lembaga kemanusian dengan brand peduli umat menerima saya sebagai karyawannya (Alhamdulillah Rabbi :’).  Ada yang menakjubkan dari pekerjaan ini, bukan hanya karena bersedia menerima karyawan dengan status macam saya ini tapi pekerjaan ini telah mengingatkan saya pada doa yang pernah saya panjatkan (lagi-lagi tidak sering).” Rabbi izinkanlah saya memperoleh pkerjaan yang memudahkan saya tetap berada di jalan cinta para pejuang”, kira-kira begitu bunyi doanya.  Dan seperti yang saat ini sedang saya geluti hingga januari 2016 nanti adalah hujan nikmat yang tiba-tiba merintik di siang terik (terimakasih Rabbi :’).

Aih, tidak ada yang bisa didustakan dari Mu Rabbi, telah kau beri kesempatan bernafas di jalan Mu hingga istiqamah hingga sekarang dan semoga hingga menjumpa Mu kelak. Lalu nikmat itu Kau tambahkan lagi dan lagi. Semoga ditiap nikmat yang Kau beri, Kau izinkan aku berterimakasih :’)


Notes:
Jangan pernah meragukan doa, sekalipun, sekalipun.

Si Mentari Senja, 6 Februari 2015
Tags: inspirasi

Comments

Popular posts from this blog

Menunggu, Jangan(?)

Pulang

Ketepatan