Kejatuhan (Terkepung)

Aku percaya, tiap kejatuhan yang menghampiri kita adalah cara Dia menguatkan sekaligus mendekatkan kita pada-Nya.
Bukankah rasa sakit itu lebih sering mendekatkan kita pada Tuhan? maka mari kita nikmati kejatuhan ini.

Seperti biasa, aku yang sedang diberi libur olehNya memilih menghabiskan waktu tengah malam, menikmati karya layar kaca. Drama korea, tepatnya drama you are all surrounded. Ini darama yang berbeda, tak melulu membahas kisah romantis dari perjuangan cinta melainkan drama ini meski tidak menanggalkan asolahnya yakni cinta, ia menyuguhkan kisah yang berbeda. You are all surrounded, mengisahkan kehidupan para detektif muda yang sedang dimabuk tugas perdana. Well, aku tak berniat merisensi drama ini. Lalu mengapa menyinggung drama ini disini?

Mari kesini, ke paragraf ini. Ada yang menarik sekaligus menyentak kepalaku saat menonton drama ini. Tepatnya di episode 4, ketika para detektif muda sedang disandera. Singkat cerita, mereka berempat disandera oleh seorang pemuda yang merasa hidupnya tak dianggap oleh sesiapa, ingin menyerah atas hidup pahitnya. “jangan menyerah, kau tahu aku telah menghabiskan 3,5 tahun dan 6 kali gagal tes untuk pada akhirnya bisa menjadi detektif seperti saat ini. Sungguh jangan menyerah, ayahku adalah seorang pelatih judo. Dalam beladiri judo, hal pertama yang harus kita pelajari adalah jatuh yang benar agar bisa bangkit dan melawan.  Dan untuk dapat jatuh dengan benar, tak bisa hanya sekali bukan?”, Eoh soo sun (sedikit modifikasi). 

Ya, pernyataan salah seorang dari detektif dalam drama inilah  yang mengusik ku. Aku yang sudah barang tentu membenci kejatuhan tetiba merasa ada yang mencekak tenggorokan, speechless. Sepertinya aku harus merubah paradigma ku sendiri, merubah bahwa kejatuhan sepahit apapun rasa yang tercipta darinya ia adalah penguat bukan pelemah seperti yang ku kira.

Dan Dia membawa pikiran ini lebih dalam lagi, mengenali hikmah dari perjumpaan dengan kejatuhan. Dia,  memperkenalkan padaku bahwa kejatuhan yang Dia hadirkan adalah bagian dari pembelajaran yang penuh kasih sayang. Ya, kejatuhan darinya kita dikenalkan pada kekuatan dan kelamahan. Kejatuhan, darinya kita tahu seberapa tangguhkah kita. Dan dari kejatuhan, kita bisa lebih dekat denganNya. Bukankah dekat denganNya adalah sumber kebahagian? Maka tak apa bukan jika kita harus jatuh terlebih dahulu agar bisa ditangkap olehNya.

~semoga kita bisa menangkap bahagia dari kejatuhan, jangan menyerah.


take: https://catatansugengs.files.wordpress.com/2013/05/aku-terjatuh.jpg


Si Mentari Senja, 1 mei 2015


Tags: #inspirasi 

Comments

Popular posts from this blog

Menunggu, Jangan(?)

Pulang

Ketepatan