Alur jumpa, denganmu yang ku sapa "pintu darurat"


Hei..hei.. aku sedang menggores tentangmu, biar ku ingat selalu, biar semua tahu itu kamu ^_^

Awal jumpa kita
Aku, begitu tertarik dengan sebuah Photo Profile  FB seorang kakak (gambar: perempuan di waktu senja, diantara alang-alang). Lama ku nanti, berharap photo itu segera diganti agar aku bisa memintanya untukku pasang di PP FB ku, dan ta daa.. akhirnya diganti juga (thanks kak noey) hehee.
 Segeralah ku ambil langkah seribu, meminta tu photo tapi sebelumnya harus izin dulu sama yang punya, kata si pemakai sebelumnya.Dan tentu kau tahu selanjutnya apa yang ku perbuat (nge-inbox dirimu). Ku sangka kau tak akan membalasnya, namun seperti kata pepatah : dan gayungpun bersambut, kau membalasnya, kau mengizinkanku memakainya. :’)

Kau membagiku nomor ponselmu, Obrolan kita berlanjut, hingga tiba saat kita bertemu. Perjumpaan kita yang mengemuka begitu membekas hingga kini, karena aku terpesona padamu (eits.. jangan memerah dulu yak  :P) .
Setelah perjumpaan itu, kita semakin akrab dalam kata lewat WA. Disana kau selalu ada untukku (semoga seperti itu selalu). Aku yang mulanya canggung bercerita banyak hal pada orang yang baru ku kenal, tiba-tiba seperti es yang kian mencair di depanmu.

Ah.. tapi ada yang aneh, kau selalu tepat hadir saat ‘galau’ sedang meraja dalam siklus emosiku, bukan sekali tetapi telah berbilang pasti. Pernah ku sampaikan padamu perihal hadirmu ini, namun kau dengan e-motion khas mu berujar padaku: “bersebab hadir ku mungkin kau jadi galau” :p. Bukan... bukan karena kau kak, meski ku tahu apa yang kau ucapkan itu hanya candaan tapi ingin ku tegaskan bahwa bagi orang yang selalu mengedepankan perasaan dalam berpikir dan memutuskan seperti aku ini, galau telah menjadi teman seperjalanan, jadi bukan tersebab hadirmu kak, melainkan kaulah PINTU DARURAT bagiku.
dri: superkoran
Kau tahu pintu darurat bukan?? Ya.. ia selalu ada disana tepat disaat pintu yang lain enggan ku buka, ia akan selalu mejadi jalan keluar yang aman untuk situasi yang kian mencekam. Dan.. kaulah ia : PINTU DARURAT ku.

Duhai kakak yang ku sapa pintu darurat, terimakasih telah hadir, menggores ketenangan dalam hidupku, menguatkanku, menerima ku sebagai adik untukmu. Semoga ditiap ketetapan takdir kita, kita selalu dipersua. Dan untuk sapaanku padamu yang selalu mengemuka, maaf karena tak meminta izin sebelumnya.. –CSD.

*tulisan ini adalah sedikit tentang kita, dari sudut pandang perempuan penyuka senja, semoga kau terkesima.. hehehe #rayuanMaut

Si Mentari Senja, 20 April ‘14
Tags: bahasa hati

Comments

  1. terima kasih sudah mau membekukan kenangan dalam tulisan ini.
    setidaknya kalau mulai pikun, ada pengingatnya :p

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Menunggu, Jangan(?)

Pulang

Ketepatan