Beda, Kita

Selain takut akan tidak kepastiannya masa depan, akupun takut akan beda diantara kita.

segarA, seperti yang pernah aku sampaikan pada mu sebelum-sebelumnya, bahwa aku adalah perempuan yang pikiran dan perasaanya penuh akan ketakutan. Diantara sekian ketakutan yang ku punya, aku takut tak mampu mengelola beda diantara kita. Padahal beda itu akan selalu ada dan tentu ia juga adalah niscaya.

rA, aku memang belum mengenal siapa kamu, darimana asalmu dan kapan kita akan saling menemukan. Tapi aku sadar betapa sama yang nanti menjadikan kita bersama, akan selalu ada beda yang mengemuka. Lalu bagaimana kamu akan menghadapinya rA? Jika beda itu telah begitu mendominasi perbincangan kita, menghadirkan sekat untuk keakraban kita, apa kamu akan menghindar? Atau malah menumpahkan?. Aku, rA, aku akan menjadi yang menumpahkan, saat itu aku akan lebih banyak beradu dalam kata, lalu aku jadi ahli sejarah dan kamu, apakah kamu akan diam saja atau juga sama halnya denganku rA?

Aku pernah mendengar bahwa manusia jenis kalian itu memang lebih suka diam saat beda yang telah menjadi masalah menyita pikiran, lalu kalian akan memilih mengurung diri sampai berhasil menemukan solusi. Apa itu benar rA?

Bila itu benar, maka itu menjadi hal yang harus aku waspadai begitupun kamu terhadapku. Atas banyaknya hal yang akan ku sampaikan nantinya, barangkali itu bukan sebuah ekspresi kebencian melainkan aku hanya ingin didengar, maka kamu jangan sampai sakit hatinya ya rA.  Atas diammu pun aku harus mewaspadai hati dan pikiranku agar ia tak berprasangka bahwa kamu sedang tak suka padaku, bukankah begitu rA?


Lebih dari itu, aku sangat mengharapkan bahwa kita nantinya akan lebih banyak berdiskusi dalam mengelola beda diantara kita dan diatas itu kita akan berusaha menjadi yang mengedepankan sama diantara kita. Bukankah bersamanya kita karena sama yang mendominasi? Sama tujuannya dan sama jalan yang dipilihnya, iya kan rA? 


seNja, September 2016
moga tiap beda yang mengemuka dapat kita jadikan penguat bersama ya rA


Tags: SerialSenjaPadaSegara

Comments

Popular posts from this blog

Menunggu, Jangan(?)

Pulang

Ketepatan